KEDAHSYATAN SILATURAHMI
Assalamualaikum rekan-rekan se-Indonesia salam literasi untuk kita semua.
Pada hari Jumat tanggal 08 Januari 2021 tepatnya pukul 19.00 WIB adalah hari ketiga kegiatan pelatihan menulis.
Namun sebelum kegiatan dimulai Omjay sebagai penggagas kegiatan ini memberi sapaan hangatnya kepada seluruh peserta dengan ucapan selamat mengikuti jalannya kegiatan dengan penuh semangat.
Kegiatan pelatihan menulis kali ini kembali dipandu oleh Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd. sebagai moderatornya, yang sebelumnya menjadi moderator dalam kegiatan pelatihan yang pertama bersama Omjay.
Kegiatan pelatihan ini bertemakan Menulis Dengan Kekuatan Silaturahmi.
Seperti biasa sebelum kegiatan dilaksanakan kami dipersilahkan mengisi presensi, setelah itu barulah moderator yang biasa disapa dengan Bu Aam memberikan informasi kepada peserta tentang narasumber dalam kegiatan hari ketiga kali ini.
Dijelaskan bahwa yang menjadi narasumber pada kegiatan hari ketiga adalah Ibu Sri Sugiastuti, M.Pd. dan Ibu Moderator membagikan biodata narasumber dalam bentuk gambar.

Bu Aam menjelaskan bahwa beliau mengenal Ibu Sri Sugiastuti, M.Pd. yang akrab disapa dengan sebutan Bu Kanjeng pernah menjadi narasumber pada kegiatan menulis di gelombang 12 beliau juga berkata bahwa Bu Kanjeng sebagai penggagas majunya litersi sehingga lahirlah buku antologi dari para penulis.
Dikutip dari Wikipedia, bahwa antologi, secara harfiah diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti "karangan bunga" atau "kumpulan bunga", adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain-lain.
Setelah penjelasan panjang lebarnya tentang Bu Kanjeng dan membagikan link blog milik Bu Kanjeng yang bertajuk Salam Literasi barulah beliau mempersilahkan Bu Kanjeng memulai acara.
Namun lagi-lagi rasa penasaran menyelimuti diri sehingga hati menggerakkan jemari untuk menekan link milik Bu Kanjeng. Saya akhirnya berselancar menuju blog tersebut. Awalnya saya hanya ingin melihatnya sekilas saja namun saya si jiwa penasaran ini tertarik dengan judul-judul artikel yang telah tersuguh manis.
Dikisahkan bahwa Bu Kanjeng pada saat itu menderita sakit sehingga membuatnya menjeda kegiatan menulis yang setiap hari digelutinya, bukan karna beliau tidak ingin namun lebih kepada menjaga kondisi kesehatan agar lebih fresh dan mampu untuk bersinergi lagi nantinya ketika badan sudah benar-benar fit.
Dalam artikel dijelaskan bawa beliau tertarik pada tanaman ciplukan tersebut disebabkan banyaknya khasiat yang terkandung di dalam buah yang unik itu.
Bukan saja rasa buah yang manis ternyata akar dan daunnya juga bermanfaat sebagai obat dan menyembuhkan beberapa penyakit.
Informasi yang diperoleh Bu Kanjeng berasal dari hasil selancar beliau pada buku berjudul Ragam & Khasiat Tanaman Obat, (karya Hieronymus Budi Santosa), buah ciplukan mengandung vitamin C, asam sitrun, fisalin, tanin, zat gula, kriptoxantin, asam malat, dan alkoloid. Akar dan batang ciplukan mengandung saponin dan flavonoid. Daun ciplukan mengandung polifenol dan asam klorogenat. Dan, biji ciplukan mengandung elaidic acid.
Disarankan jika untuk merasakan manfaatnya, rebuslah 5 gram brangkas (akar dan batang ciplukan kering) dengan 110 ml, kemudian rebus juga brangkas ciplukan sekitar 5-10 menit, setelah mendidih, saringlah dan dinginkan, minum air rebusan ciplukan dua kali sehari dengan takaran 100 ml.
Yang kedua dapat mengobati penyakit diabetes melitus atau kencing manis.
Hal ini disebabkan, akar dan batang ciplukan mengandung saponin yang bermanfaat menurunkan kadar gula darah.
Saran pembuatan obat herbal ciplukan untuk mengobati diabates melitus cukup mudah yakni 10 gram brangkas ciplukan direbus dengan 400 ml, rebus brangkas ciplukan selama 5-10 menit lalu saring dan dinginkan, minumlah air rebusan ciplukan tersebut sehari dua kali.
Yang keempat yaitu dapat mengobati penyakit bronkitis. Informasi diambil dari buku berjudul Tumbuhan Untuk Pengobatan.
Sekedar info, penyakit bronkitis ditandai dengan batuk kering di awal dan berlanjut menjadi batuk berdahak, dada bagian tengah terasa panas dan nyeri, sulit bernafas, demam, dan bersin-bersin.
Untuk mengobati penyakit bronkitis, Anda rebus semua bagian tanaman ciplukan sampai mendidih.
Saran pembuatannya yaitu campur dan remas-remas satu genggam daun ciplukan, satu sendok teh adas pulasaro, satu lembar daun sirih, dan garam. Setelah semua bahan tercampur lembut, oleskanlah di area yang ada bisulnya.
Obat herbal ini akan membuat bisul cepat pecah dan kering.
Sejak mengetahui semua informasi dari kebermanfaatan buah unik itu Bu Kanjeng memutuskan untuk mengkonsumsi buah ciplukan setiap hari.
Rasa penasaran saya telah terobati setelah membaca artikel Mengenal Dunia Herbal, tidak lupa saya tinggalkan jejak berselancar dengan menuliskan komentar tentang si ciplukan yang bermanfaat.
Lanjut ke judul yang lain yaitu Jadilah Perempuan Hebat Tanpa Melupakan Kodrat.
Judul yang mengundang rasa penasaran saya. Dan saya harus menggali isi di dalamnya. Tapi sebelum saya menilik lebih jauh isi dari artikel terdebut saya coba kembali ke Wa grub menulis, dan saya harus melihat sudah sampai di mana pembahasan pada kegiatan yang berlangsung.
Ternyata di dalam pembahasan materi, ibu Kanjeng merujuk pada suatu artikel yang berjudul Gurdasus.
Mengapa Gurdasus?
Sehingga saya putuskan untuk mengurungkan terlebih dahulu niat saya membaca artikel yang berjudul Menjadi Wanita Hebat Tanpa Melupakan Kodrat.
Gurdasus sungguh telah menambatkan hati dan pikiran saya, pertanyaan itu menggelitik rasa keingintahuan yang ada dibenak ini. Dan saya kemudian membacanya dengan penuh konsentrasi.
Gurdasus adalah singkatan dari Guru Daerah khusus. Gurdasus masih bertugas di wilayah bagian Indonesia, mengapa disebut Darah Khusus itu dikarenakan zona daerah khusus terbilang sangat sulit, penuh tantangan dan yang pastinya itu adalah daerah terluar, terdepan, terdalam, perbatas dah pokoknya, saya jadi membayangkan tempat tugas saya. Karna saya juga salah satu dari Gurdasus hehe. Makanya sedikit banyak mengertilah apa yang dimaksud dengan istilah Gurdasus.
Dikisahkan bahwa guru yang bertugas di daerah khusus tersebut bernama Ibu Waitir yang kisahnya ditulis oleh Bu Kanjeng, buku itu berjudul Secercah Harapan Dalam Keterbatasan.
Awalnya Bu Kanjeng ingin memberikan buku tersebut kepada Bu Waitir namun karena nomor handphone yang diberikan kepada pihak kantor pos sebagai cara untuk menghubungi Bu Waitir tidak aktif. Terakhir Ibu Kanjeng mendapatkan informasi bahwa Bu Waitir sudah dua Minggu lamanya terjebak dizona tempat ia bertugas, badai sedang mengintai daerah itu.
Hari berikutnya Sang Kurator mengirimkan foto Bu Waitir juga kondisi jalan menuju zona tempat tugas Bu Waitir, linangan air mata Bu Kanjeng berderai beliau membayangkan bagaimana keadaan teman sejawatnya tersebut dan beliau jadi terkenang saat review berlangsung bersama Bu Waitir. Beliau mengutip isi curahan hati Dati Bu Waitir yang mengharu biru itu.
“Sebagian masyarakat kami boleh dikatakan dapat hidup sejahtera dalam keadaan demikian. Mereka yang punya sawah dan kebun yang luas, harta berlimpah dengan asset miliaran rupiah. Mudah bagi mereka untuk mendapatkan rumah megah, mobil mewah serta menunaikan haji ke makkah. Namun masyarakat kalangan bawah sangat memprihatinkan. Hidup mereka terdesak dengan ongkos yang mahal, segala barang keperluan mahal sedangkan hasil pertanian terjual murah.
Apapun bentuk bantuan yang diberikan seakan kurang bisa untuk mengurangi beban hidup mereka. Apalagi bentuk bantuan yang diterima menuntut mereka harus berurusan di kecamatan mereka sering mengeluh. Umpama diberi buah simala kama bagi mereka, Karena yang mereka dapatkan inpass dengan biaya dan waktu yang dikeluarkan. Hasilnya nihil sama saja dengan tidak bagi mereka.
Demikian pula dengan kesejahteraan guru di sekolah kami belum diperhatikan. Guru sekolah kami sedang dihadapkan dengan delima hidup yang menyulitkan. Guru yang berstatus GTT mengabdi tanpa gaji, tanpa jaminan kesejahteraan sudah merasa sulit untuk bertahan, apalagi tunjangan untuk daerah khusus sudah dihentikan dan status GTT ke depan belum jelas mau dikemanakan. Di satu sisi mereka ingin tetap bertahan tak ingin sekolah terancam bubar karena tak ada tenaga pengajar, namun di sisi lain mereka butuh pekerjaan yang bisa menghasilkan uang untuk menafkahi keluaga mereka.
Daerah kami memang telah mendapat sentuhan pembangunan dan sudah lebih baik dari sebelumnya namun belum dapat dikategorikan desa maju. Sebagai desa yang jauh di pedalaman kami masih hidup dalam keterbatasan. Sangat disayangkan status daerah khusus tidak melekat di daerah kami, kami sangat berharap pemerintah pusat mempercepat pembangunan daerah kami. Kami kembali mempertanyakan benarkah dengan kondisi seperti ini kami sudah layak tidak menyandang status daerah khusus? Kami harap pemerintah meninjau kembali untuk hal ini.
Kami hanya pasrah dan tetap mensyukuri apa pun kondisinya ini sudah jauh lebih baik dari beberapa tahun sebelumnya. Semasa saya masih duduk di bangku SD dan SMP sederajat, perjalanan kami dari desa Sungai Kuning ke desa Mukai Pintu atau ke kecamatan sekarang hanya bisa di lalui dengan enam jam perjalanan kaki dari desa sungai kuning kedesa Pauh Tinggi kecamatan gunung tujuh ditambah empat Jam naik angkutan umum dari Desa pelompek Kecamatan Gunung Tujuh menuju ke Siulak Mukai. Jika ada salah seorang diantara kami yang mau melahirkan, sakit atau terluka parah warga bebondong-bondong mengiringi perjalanan untuk bergantian mengusung selama dalam perjalanan, sedangkan sekarang sudah bisa diantar dengan motor atau mobil. Sebelumnya hanya obor dan dynamo sebagai alat penerang, sedangkan sekarang sudah ada lisrtik PLN yang dapat digunakan siang malam.
Pemerintah berupaya keras memperhatikan pembangunan daerah kami, namun karena letak yang sangat terpencil, lintasan perjalan yang panjang serta material dan bahan bangunan berongkos mahal. Tentu sulit mendesak pembangunan secara cepat. Kami hanya bersabar menunggu rencana pemerintah ke depannya untuk pembangunan daerah kami."
Saya sungguh tertegung membaca kisah Bu Waitir, meskipun saya juga bertugas di tempat yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan beliau, namun kobaran semangatnya tersebut membuat saya berpikir semakin yakin bahwa saya tidak sendiri dan masih ada yang bernasib sama. Bu Waitir dengan kisahnya dan saya, serta rekan-rekan seperjuangan dengan kisah-kisah kami, ya kita semua.
Diakui bahwa sepenggal kisah Bu Waitir yang dikutipnya tersebut menyadarkannya bahwa perjuangan guru di tanah air ini luar biasa. Memahami keberadaan Gurdasus dengan perjuangannya dan lokasi tempat mereka mengajar yang masih sangat jauh dari standar yang ada dan itu merupakan suatu tantangan tersendiri, sekaligus menorehkan rasa kepuasan batin pada guru yang terjun langsung mengukir peradaban di bumi pertiwi tercinta.
Para pejuang pendidikan yang ada di daerah khusus sangat dinanti kehadirannya, dari senyum, tawa canda, dan ilmunya oleh anak bangsa yang berada di daerah itu. Harapan besar yang terpancar kepada sang guru adalah ikhlas dan bahagia mendidik mereka sehingga mereka bersemangat dalam belajar sehingga bisa membangun negerinya sendiri kelak.
Harapan Bu Kanjeng beliau ingin bersilahturahmi mengunjungi teman sejawatnya yang bertugas di daerah khusus dan mengukir sesuatu yang bermanfaat untuk sekolah yang dikunjungi.
Dalam hati beliau berdoa semoga Allah memudahkan apa yang jadi keinginannya. Amin.
Selesai membaca artikel dari Bu Kanjeng rasanya saya jadi merasa bahwa hidup adalah sebuah tantangan, kita tidak boleh lemah. Betapa hidup ini harus dihadapi dengan ketangguhan. Tantangan yang datang silih berganti sebenarnya menempah diri untuk menjadi sosok terbaik.
Dari cerita tersebut tertuang bahwa silaturahmi Membawa keberkahan. Keberkahan mendapatkan kisah, keberkahan mendapat sahabat baru, keberkahan sikap empati, keberkahan mengkaji diri, dan banyak keberkahan tertoreh di sana, keberkahan-keberkahan tersebut adalah bagian dari rezeki yang setiap hari didapat dan di syukuri nikmatnya.
Saya yang gemar berselancar kembali lagi ke WA Grub, ternyata saya sudah tertinggal jauh dari rekan-rekan, mereka sudah memasuki sesi tanya jawab, tapi karna kegiatan pelatihan menulis ini melalui grub lagi-lagi saya bersyukur dengan keadaan. Saya kembali memanjat ke atas untuk melihat dan membaca apa saja yang terdapat di sana, ternyata ada beberapa voice note dan pesan pesan berharga yang diberikan oleh Bu Kanjeng.
Disela-sela materi Beliau "Bu Kanjeng" memberikan motivasi untuk para peserta agar dapat merubah cara berpikir hingga motivasi para peserta sebagai penulis tidak hanya sekedar untuk mendapatkan sertifikat untuk kenaikan pangkat dan terlihat hebat namun harus lebih dari itu semua dan aplikasikan dalam bentuk fisik, mulai dari membuat blog pribadi atau blog kroyokan (Kompasiana, gurusiana), buku-buku tunggal, buku antologi dan lain sebagainya yang berkaitan dengan tulisan-tulisan.
Ini adalah buku-buku milik Bu Kanjeng.
Dari keempat buku tersebut beliau menyarankan untuk memilih 3 saja mana yang di sukai.
Ternyata pilihan jatuh pada buku yang berwarna pink.
Diceritakan bahwa buku pink memiliki kisahnya sendiri dari mulai kata pengantar yang berasal dari Bapak Dr. Marjuki, M.Pd. beliau adalah seorang Widyaisuara dari Jawa Timur.
Bu Kanjeng lagi-lagi menjelaskan bahwa untuk mendapatkan Kata Pengantar tersebut melalui silaturahmi, dengan silaturahmi hanya dalam waktu tiga jam beliau sudah mendapatkannya.
Alangkah spektakulernya silaturahmi, saya jadi sempat berfikir bahwa kekuatan silaturahmi yang begitu dahsyat. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini jika silaturahmi lebih di kedepankan. Motivasi ini bertambah lagi dalam semagat saya.
Penjelasan berlanjut tentang isi dari buku yang menceritakan tentang kisah-kisah inspiratif. Sungguh Bu Kanjeng memberi pandangan yang begitu menggugah nurani bahwa menulis harus dengan kejujuran. Antara judul dan isi cerita yang ada di dalam buku harus disesuaikan, sehingga ketika orang lain yang telah tertarik dengan judul buku tidak merasa kecewa dengan isi di dalam buku.
Bu Kanjeng Juga berpesan jika ingin membuat buku buatlah daftar isi, kata pengantar serta sinopsis yang bagus dan sesuai.
Kutipan sinopsis dari buku pink yang berjudul Catatan Motivasi dan Litersi Bu Kanjeng yaitu diambil dari kutipan kata-kata Ki Hajar Dewantara."
"Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu hendaknya dapat bermafaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat pada bangsanya dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya". (Ki Hajar Dewantara)
Bu Kanjeng kemudian menyikapinya sebagai ungkapan
"Yang membingkai hati penulis agar Istiqomah sebagai hamba Allah yang berusaha menjadi manusia bermanfaat berguna dan dibutuhkan keberadaannya buku yang berjudul Catatan Motivasi dan Litersi Bu Kanjeng adalah sebagai penggugah semangat untuk terus bertakwa dan hadir atas ijinnya. Tujuannya demi mengabadikan tulisan pengetahuan, buah pikiran juga harapan penulis dalam menghadapi hidup di dunia yang hanya sementara ini. Semangat menulis yang menggelora di usia senja tidak mematahkan penulis yang masih produktif meski usia senja. Kisah-kisah berasal dari cerita yang di posting berserak di blog-blog dengan tambahan dari polesan tulisan hingga terbitlah buku ini".
Sungguh pembelajaran yang sangat berharga bagi diri untuk terus membuka hati serta pikiran, memperbaharui segala ilmu yang terdapat pada diri ini sehingga kedepannya mampu menjadi yang lebih baik lagi.
Jemari ini mulai menscrol kebawah akhirnya saya sampai juga pada sesi tanya jawab yang tadi telah saya lihat sebelumnya.
Pertanyaan pertama
Saya Ibu Khusnul khotimah dr Surabaya
Pertanyaannya: Apa yang disebut dengan Antologi dan apa ciri-cirinya?
Terima kasih.
Jawaban:
Antologi adalah kumpulan, jadi jika ada judul buku "Antologi Puisi" berarti itu adalah kumpulan dari puisi-puisi. Bisa dari penulis sendiri atau banyaknya penulis.
Ada juga istilah dari Nubar yaitu nulis bareng, ini dilakukan oleh penulis lebih dari satu orang dengan mengusung satu tema dan kemudian cerita di tulis oleh masing-masing penulis mulai dari sudut pandang penulis sampai karakter penulis. Setelah itu di kumpulkan dan di bukukan. Bukunya tersebut juga disebut sebagai buku antologi.
Pertanyaan kedua
Miftahul Hadi
SD N Raji Demak Jawa Tengah
Assalamualaikum bu kanjeng
Izin bertanya, untuk bisa memunculkan ide sewaktu gabung buku antologi gimana ya? Kita kan harus sesuai permintaan penerbit/apalah namanya itu. Mohon pencerahan. Terima kasih.
Jawaban:
Di dalam buku antologi yang akan dibuat teebih dahulu dirancang suatu panduan agar dapat dicermati oleh penulis nantinya, tulisan harus disesuaikan dengan tema yang disodorkan oleh pihak yang mengadakan kegiatan menulis bareng tersebut agar sesuai dengan tema yang diusung.
Pertanyaan ketiga:
Saya Ghurrotus Tsaniyah asal Bondowoso.
Bu kanjeng, bagaimana cara meresume yang baik? Pemahaman saya meresume itu meringkas jd lebih ringkas dari pemaparan nara sumber. Tapi mungkin saya salah paham. Mohon pencerahannya. Terima kasih.
Jawaban:
Resum sediri adalah bagian dari sebuah ringkasan yang ditulis berdasarkan apa yang telah dibaca atau dipaparkan, poin-poin yang yang ditulis untuk resum adalah poin yang dianggap penting. Jadi tidak perlu menulis semua yang telah dipaparkan atau di sampaikan. Bisa jadi hanya tujuh paragraf itu boleh saja tergantung pada si penulis.
Pertanyaan keempat:
Dwi Rahmiati dari Mukomuko Bengkulu.
Assalamualaikum ibu Sri, terima ksih sebelumnya atas materinya malam ini. Saya sangat tertarik bu, dengan tema yang dibahas pada malam hari ini menulis dengan kekuatan silaturahmi. Pertanyaan saya:
1.Bagaimana cara kita menggabungkan tulisan2 kita diblog untuk bisa menjadi sebuah buku? Apakah harus kita pisahkan 2 tema menulis dalam blog antara sastra dan non sastra?
2. Bagaimana memilih judul yang menarik berkaitan dengan daftar isi kita agar terkesan sincron dan tidak membohongi pembaca.
Terima kasihπ
Jawaban:
1. Sebaiknya di sesuaikan dengan tema. Namun jika ingin menggabungkannya semua boleh memilih tema yang nanti disesuaikan dalam daftar isi.
2. Buatlah judul yang disesuaikan dengan daftar isi.
3. Minta kepada seseorang yang yang memberi kata pengantar untuk membaca isi dari naskah. Sehingga isi dalam naskah dapat diamati untuk melihat kesesuaiannya.
Pertanyaan kelima:
Assalamuallaikum wr.wb. izin tanya
Nama Herni Sunarya Banah
Alamat Wangon
1. Apa saja syarat - syarat membuat bu dan minimal berapa halaman serta jenis ukuran kertasnya berapa?
2. Bagaimana agar tulisan kita bisa membuat pembaca tertarik?
Terima kasih π
Jawaban:
1. Mulailah menulis dengan A4, halaman untuk buku yang ISBN halaman yang dibutuhkan paling sedikit 75 lembar.
2. Tergantung buku tersebut. Lihatlah huku yang sedang di bukukan. Buku Evergreen adalah tema yang berlaku sepanjang masa.
3. Dapatkanlah trik-trik dengan cara banyak membaca, dan menulis praktekkanlah setiap hari.
Pertanyaan keenam:
Assalamua'laikum, dari Bunda Tami di Bekasi.
Boleh saya katakan sebelumnya malam hari ini paparan yang luar biasa menggugah perasaan dan "emaging", pertanyaanya,
1. Sejak thn berapa Ibu Kanjeng menulis dalam blog?
2. Banyak kata2 hikmah yg menggugah jiwa dlm buku2 ibu Kanjeng selain dr kekuatan silaturahmi hal apa gg dilakukan hingga dpt meresapi tiap2 dr kondisi yg berbeda? Hatur nuhun sblmnya ibu Kanjeng.
Jawaban:
1. Saya menulis blog sejak dimulai melanjutkan pendidikan S2 di usia yang sudah lanjut. Karena diharuskan berkenalan dengan IT dan menulis. Di tahun 2009 saya mengenal Omjay. Dari sana timbul keinginan menulis lebih intensif karna bergabung dengan blog kroyokan "Kompasiana"
2. Tentu saja melihat orang dengan berbagai masalahnya. Menulis digunakan sebagai terapi. Menulis dengan hati dan keikhlasan.
Pertanyaan ketujuh:
Assalamualaikum, saya Heri. Mohon maaf mau bertanya kepada Bu Kanjeng. Untuk mengirim naskah buku ke penerbit pakah naskah kita ketik sebelumnya menurut tamplate dari penerbit lengkap hingga blurb atau cukup naskah A4 word saja?
Jawaban:
Tergantung dari penerbit yang akan menerbitkan naskah milik kita.
Pertanyaan kedelapan:
Kholisoh dari Bogor
Apa yang mendasari kekuatan silaturahmi sangat berkesan hingga menjadi sebuah tema malam ini? Terima kasihπ
Jawaban:
Jujur ide tercetus tiba-tiba, karna saya memiliki potensi silaturahmi. Sekaligus ingin berbagi pengalaman sebagai motivasi kepada bapak ibu yang mengikuti pelatihan menulis.
Pertanyaan kesembilan:
Dwiyoso Nugroho dari Bogor
Assalamualaikum wr wb
Ibu bagaimana jika ditengah jalan kita kehabisan ide untuk menulis, saya sering mengalami itu, diawal mengebu-begu tengah jalan kehabisan bahan bakar. Lalu jika saya lanjutakan dilain hari ternyata ide awal saya sudah berubah lagi
Terima kasih jawabannya bu.
Jawaban:
Kalau tulisan itu berupa buku, jika macet di tengah bacalah ulang kembali dan pilihlah yang menurut kita mood untuk ditulis. Boleh lanjut dengan bab yang selanjutnya. Boleh mencari referensi baik dari google maupun buku yang lain. Sampai tulisan itu tuntas.
Pertanyaan kesepuluh:
Assalamualaikum...
Salam kenal Bunda Kanjeng.
Saya Etin Suryani -Cianjur.
MASYAALLOH Bunda Kanjeng begitu luar biasa buku -buku yg Bunda Hasilkan ,saya sangat tertarik dg buku the Stories Wonder Women ,Begitu Bunda luar biasa isinya sangat berkwalitas dg Hadis2 nya,bukunya sangat diminati di pasaran,pertanyaan saya:
Buku tersebut Menggunakan B Inggris Atau B Indonesia?
Bagaimana tip melawan keraguan,dlm benak mampukah saya menulis dg focus dan konsisten?
Terima kasih narsumnya kerenπ
Terimakasih Bunda Kanjeng.π
Jawaban:
Alhamdulillah saya punya keinginan berdakwah dalam menulis dan Allah mewujudkannya.
Cara melawannya adalah denganerubah cara berpikir, dibutuhkan komitmen dan sering berkumpul dengan pegiat literasi agar semangat terus menggelora.
Pertanyaan kesebelas:
As Wr. Wb
Nama Ledwina Eti dari NTT
Trimakasih utk penjelasannya di atas sungguh memotivasi sy..
Pertanyaaan,.
1. Buku yg bagaimana yg bisa memenuhi syarat utk kenaikan pangkat?
2. Pada penilaian ada unsur utama dan unsur penunjang...mohon penjelasannya ttg tema dan judulnya supaya bisa memenuhi syarat?
Trimakasih ibu sebelumnyaπ
Jawaban:
1. Buku puisi juga bisa untuk kenaikan pangkat. Karena buku puisi masuk dalam karya inovasi.
2. Buku laporan atau kegiatan Bast practice, buku tesis. Dapat menunjang penilaian kenaikan pangkat.
Pertanyaan keduabelas:
Dadang Huzazi dari Lebak Banten
Seberapa efektif menulis pada buku antologi bagi penulis pemula?
Jawaban:
Dikembalikan lagi pada niatnya, karena menulis antologi adalah kegiatan menulis dan sekaligus membaca karya dari penulis lain, dan itu sungguh evektif. Setelah melihat karya orang lain dapat memotivasi lebih baik lagi untuk menulis.
Pertanyaan ketiga belas:
Bu Aam boleh bertanya lagikah, hapunten ya? Td disebut ibu Kanjeng membaca dengan 5 dimensi, apakah itu? Terima kasih...π
Jawaban:
Istilah kacamata lima dimensi adalah melihat dari sudut pandang, siapakah yang menulis. Sehingga dapat mahami maksud dari si penulis.
Pertanyaan keempat belas:
Assalamualaikum ibu,
Silaturahim untuk dapat melahirkan suatu tulisan, dalam arti luas apakah dapat diartikan juga "silaturahim" dengan buku.
Artinya membaca berbagai buku, kitab, juga Quranul karim dapat dikatakan silaturahim menurut versi ibu.
Terima kasihπ
Jawaban:
Tentu saja dalam artian yang luas, terutama membaca dan menjadi pendengar yang baik, apakah itu membaca blog-blog, buku-buku atau membaca story' serta status setiap orang.
Silaturahmi adalah bagian dari kebaikan-kebaikan yang banyak menimbulkan hal positif, misalnya dapat memanjangkan umur, menambah rezeki dan sebagainya.
Pertanyaan yang keempat belas adalah pertanyaan terakhir dalam sesi tanya jawab, ya walaupun saya tidak sempat bertanya pada sesi pertanyaan di pertemuan ketiga ini namun semua pertanyaan sudah mewakili beberapa pertanyaan yang sebenarnya bersarang di benak. Saya sangat bersyukur meskipun saya sibuk berselancar menilik artikel-artikel yang telah terpampang di mata saya hingga membuat saya tertinggal dalam sesi tanya jawab namun ada keberkahan tersendiri mengikuti kegiatan ini, WA grub masih dapat dibuka ulang dan saya masih bisa membaca satu persatu semua pertanyaan rekan-rekan beserta jawaban dari Bu Kanjeng. Semua diabadikan dalam tulisan di blog saya ini untuk kilas balik apa yang telah saya dapatkan saat belajar di hari ketiga pelatihan menulis.
Memang terkesan seolah banyak yang saya tulis sehingga membuat blok saya terasa begitu panjang, namun menurut saya apa yang saya tulis adalah bagian dari poin penting yang harus saya catat.
Kegiatan diakhiri dengan pemberian clossing statemant dari Bu Kanjeng, mengingatkan kepada semua peserta untuk mengamibil bacaan-bacaan yang menggugah motivasi baik itu dari kisah-kisah lain maupun dari kisah-kiasah nabi serta hadist-hadist, sehingga menambah pengetahuan sebagai penulis, juga memberikan tambahan motivasi kepada semua peserta untuk selalu bersilaturahmi karena selaturahmi yang terjalin dapat membuat perjalan hidup lebih berarti dan membawa banyak manfaat.
Terimaksih banyak kepada Bu Kanjeng yang telah memberikan banyak ilmunya sehingga dapat menjadi sebuah pengalaman baru bagi saya untuk lebih memperbaiki diri. Harapan saya suatu saat nanti bisa membuat buku yang isinya dapat bermanfaat bagi orang lain dari hasil silaturahmi. Ammin.
Super lengkap resumenya.
ReplyDeleteSaya membuatnya agar saya dapat mengingatnya sepanjang hidup saya, sebagai kenangan saya mengikuti pelatihan ini ibuπ
DeleteMantap
ReplyDeleteTerimakasih banyak buπ
Delete
ReplyDeleteKeren Bu. Lengkap. Saya salut dg ibu yg meluangkan banyak waktu untuk mengulas blog narsum dan yg lainnya.πππ
Terimakasih banyak bu NDAππ
DeleteWow,, lengkap sekali resumex bu,, mantappπππ
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletewaw bagus suoer dech
ReplyDeleteTerimakasih banyak bu π
DeleteMantap bu, begitu hebatnya ibuk merangkai kalimat demi kalimat mengulas kembali tulisan bu Kanjeng, semangat buk.. Salam literasi dr Sumatera Barat..
ReplyDeleteSatu kata, sempurna...
ReplyDeleteTerimakasih banyak pak π
Delete