Ternyata Saya Juga Guling



Berawal dari membaca postingan Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. yang berjudul Guling. Istilah ini muncul begitu saja, awalnya saya bertanya dalam hati kenapa harus guling? 
Sempat terpikir dibenak bahwa guling yang dimaksud adalah teman dari si bantal hehe. Tapi ternyata guling di sini adalah sebuah istilah baru untuk para guru-guru yang mendidik di masa pandemi Covid-19 yang merebak luas di seluruh negeri. Istilah guling tersebut memiliki makna guru keliling.

Guling begitu besar perannya dalam pendidikan. 

Dalam kegiatan belajar dari rumah atau BDR terdiri dari kegiatan daring maupun luring. Sehingga pendidikan dapat menjadi optimal meskipun pandemi sedang merajalela.

Banyak dari kalangan guru menggunakan akses internet dan mengkomunikasikan pembelajaran kepada peserta didiknya melalui kegiatan daring. Namun tidak sedikit pula para guru menjadi guling karena keterbatasan akses internet di daerah tempat tugasnya. 

Contohnya seperti saya dan rekan-rekan guru lainnya mengajar di daerah 3T tepatnya di pedalaman Kabupaten Gayo Lues, Kecamatan Terangun, Desa Persiapan Blangkede (Atau Bale) yang terkendala oleh jaringan internet tersebut. Kami hanya bisa mengajar peserta didik dengan mengunjungi mereka satu per satu. 

Banyak dari para orang tua peserta didik yang tidak memiliki peralatan komunikasi sehingga guling-guling ini yang menjadi solusi tepat untuk mendongkraknya pendidikan di tengah pandemi yang begitu meresahkan akhir-akhir ini.
Begitu banyak kendala yang dihadapi para guling, selain menempuh jarak yang begitu jauh dari rumah, para guling juga harus siap mendatangi rumah setiap peserta didiknya dengan melewati medan yang sangat sulit, waktu yang digunakan juga lebih banyak. Para guling harus menyampaikan materi secara berulang-ulang kepada setiap peserta didik yang didatanginya. 
Sungguh hal yang sangat melelahkan. Namun para guling tidak berputus asa dan mereka selalu semangat demi cita-cita nya untuk mencerdaskan anak bangsa.

Banyak dari kalangan guling adalah guru honorer yang mengandalkan gaji dari sekolah, beberapa dari para guling lesu dan kurang bersemangat karena hal ekonomi yang menjadi tekanan hidup yang menghipitnya.

Semoga untuk kedepannya kita semua para pendidik mendapatkan perhatian yang lebih khusus dari pemerintah karena perjuangan tersebut sehingga menumbuhkan rasa semangat yang lebih berkobar lagi untuk terus mengabdi. 






Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Buat Buku Dari Hasil Resume, Why Not?

Mengenal Puisi Lebih Dekat