Sang Talenta Yang Terabaikan

Di sebuah kota kecil yang penuh dengan keindahan, hiduplah seorang pemuda bernama Rafi. Dia memiliki kekurangan fisik dan juga menghadapi tantangan dalam berkomunikasi karena kondisi autismenya. Namun, di balik segala keterbatasan itu, Rafi memiliki bakat luar biasa dalam seni kaligrafi.

Setiap hari, Rafi menemukan kedamaian dalam goresan pena di atas kertas, menciptakan kaligrafi yang memukau. Namun, pandangan miring dari sebagian orang membuatnya terus menerima diskriminasi. Mereka melihatnya sebagai sosok yang "berbeda" dan menganggapnya cacat.

Meskipun begitu, Rafi terus mengasah bakatnya. Karya-karyanya menyimpan keindahan yang sulit dipahami oleh banyak orang. Namun, keindahan itu tidak mampu menyelamatkannya dari sorotan sinis dan celaan yang terus menerus menghujani hidupnya.

Rafi merasa terisolasi, terjebak dalam dunia di mana dia terus dihakimi. Terlepas dari usahanya yang gigih, kehinaan dan penolakan dari orang-orang membuatnya merasa terpinggirkan. Rasa putus asa tumbuh menjadi beban yang tak tertahankan. Akhirnya, Rafi memutuskan untuk menutup lembaran hidupnya yang penuh dengan kesedihan dan kesepian.

Namun, sebelum pergi, Rafi meninggalkan karya kaligrafi terakhirnya. Goresan pena yang sarat dengan emosi dan keindahan. Karyanya itu menjadi saksi bisu akan potensi luar biasa yang pernah dimilikinya, namun tak pernah diakui oleh dunia yang tak bisa melihat lebih dari sekadar penampilan fisik.

Kisah Rafi menjadi pelajaran bahwa setiap individu memiliki potensi yang luar biasa, terlepas dari keterbatasan yang dimilikinya. Namun, pentingnya penerimaan dan penghargaan dari lingkungan sekitar tidak bisa diabaikan.

#Stop_Bullying
#Hargailah_setiap_kemampuan
#setiap_insan_memiliki_bakat

Comments

Popular posts from this blog

Perkembangbiakan Vegetatif dan Generatif Pada Tumbuhan

Kepergian Sang Panglima

SYAIR PENA PENGUBAH WARNA KESEDIHAN