Pupusnya Cinta Pertama

Pupusnya Cinta Petama
Oleh: Fitria Ratnawati

Si Tampan.
Itu sebuatanku padanya.
Terpaut hati tak kesudahan.
Wajahnya yang menawan memikat siapapun yang melihatnya.

Dia yang selalu menjadi idola dikalanganku saat itu, aku tak pernah merasa jengah bila memandangnya.

Perpustakaan selalu tempat bermainnya.
Bergumul dengan buku-buku adalah kesenangannya.
Pandangan mata serius jika sudah bersama pujaan hatinya: buku.

Si Tampan.
Saat itu aku tidak melihat batang hidungnya.
Di setiap sudut aku cari tak ku temukan pula keberadaannya.
Aku begitu kuyu tak bergairah.
Kegembiraanku seolah lenyap begitu saja.
Hari berganti minggu dan aku tak kunjung melihatnya jua. 
Ke mana gerangan dia pergi.
Rasa penasaranku merongrong hasrat tuk mencari tau keberadaannya.

Sedih.
Menjerit.
Hatiku terkoyak.
Kepiluan yang kudapat setelah kutahu kalau di pergi tuk selamanya. 
Sepeda motor baru yang dimilikinya rengsek di bawah gerdang mobil pembawa barang.

Hanya air mata berlinang membasahi pelupuk mata ini. Mengenang semua kisah saat-saat bersamanya.

Gayo Lues, 5 Januari 2021.

Comments

Popular posts from this blog

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Buat Buku Dari Hasil Resume, Why Not?

Mengenal Puisi Lebih Dekat