Kebahagiaan Hari Ini.


Telepon berdering nomor tak ku kenal mampir di android yang selalu menemaniku. 
"Assalamualaikum, bisa bicara dengan Fitria Ratnawati?" Dari balik seberang sana menanyakannya dengan sapaan yang lembut.

"Iya benar, siapa ya?" Tanyaku balik.

"Ada paket kak dari lomba sastra untuk kakak." Jelasnya.

"Alhamdulillah, iya, iya, benar saya ikutan lomba itu. Apakah saya harus menjemputnya atau bagaimana? Tanyaku dengan nada yang sangat bersemangat.

"Tidak kak, biar kami yang mengantarnya saja, alamat lengkapnya kakak yang jelasnya bagaimana kak, supaya kami segera meluncur!" Ujarnya sambil menanyakan alamat rumah.

Aku kemudian menjelaskan alamat rumah kepadanya dengan sangat detil sehingga ketika dia mengantarkan paket berhargaku tak salah alamat.

Berselang beberapa menit, pintu rumah diketuk oleh seseorang. Serontak aku bergegas ke depan membuka pintu rumahku. Ternyata benar pengantar paket datang dan menyerahkan paketnya. lalu aku disuruh menandatangani lembaran penerimaan paket setelah itu barulah ia menyerahkan paketnya kepadaku. Kata terimakasihku tak lupa kuucapkan padanya karena telah mengantarkan paket berhargaku dengan selamat.

Kotaknya tak begitu besar, aku goyang-goyangkan kotak tersebut, rasa penasaranku menyelubung hati, tak sabar ingin tahu apakah isi di dalamnya. Aku menerka-nerka bagaimanakah rupa yang ada di dalam kotak tersebut, kuambil pisau silet dan kreekk, kusayat kotak tersebut, akhirnya terlihatlah secara jelas isi di dalamnya. 

Ternyata di dalam kotak terdapat piala, buku dan sertifikat, aku tidak menyangka sama sekali kalau aku memenangkan lomba menulis puisi dalam ajang itu. karena NUBAR IMPIAN sebagai pihak panitia yang mengadakan lomba merahasiakan pemenang lomba tersebut kepada seluruh pesertanya dengan alasan sebagai kejutan. Meskipun di awal-awal terbesit rasa curiga yang mendera. sebabnya tidak ada angin dan tiada pula hujan aku dimasukkan kedalam sebuah grub WA Ajang Sastra Berbakat Se-Indonesia. Batapa bahagianya hati ini mendapatkan hadiah diawal tahun 2021, semoga ini menjadi motivasi bagiku agar lebih giat lagi belajar membuat puisi.

Nah sobat-sobat ini adalah puisi yang aku ikut sertakan dalam Ajang Lomba Sastra Tingkat Nasional yang di selenggarakan pada tanggal 06 Desember 2020 sampai 06 Januari 2021.

***

Bersama Bintang

Merangkak menyusuri lentera kecil.
Menuai asa menelusuri gelapnya jalan terjal yang penuh kerikil dan liku.
Meraba lubang yang tak tampak di pelupuk mata.
Menyusuri titian kehidupan.
Menggapai impian yang membuaikan.
Mengokohkan pertahanan menghadapi godaan dalam segala ujian.

Meskipun rintihan beban hidup sangatlah pelik mengapit dada, menahan jeritan hati.
Namun ini tak membuatku menjadi pupus.

Hidup tak semudah membalik telapak tangan.
Ku menguatkan jiwa dengan doa dan harapanku.
Mempercayai dan meyakini tuk menyongsong harapan pasti datang.
Hai, impian.
Tunggulah aku.
Kan ku gapai meski kau setinggi langit.
Bersama bintang-bintang yang berkelip.

***

Tanpa Pamit

Di sudut itu.
Di tempat sandarannya.
Kini hening tak bergeming.
Sosok itu kini telah beranjak jauh meninggalkan jejak-jejak pilu.

Penantiannya kini sirna.
Ditelan jingga di ufuk barat.
Dan kepedihannya telah dihempaskannya ke dasar jurang.

Sosok itu semakin jauh meninggalkan sandarannya.
Menuju asa entah mulai kapan.
Tidak satu orang pun tahu.

Tanpa ada pamit.
Tidak pula ia menoleh kebelakang.

Mungkin ia telah lelah menanti yang tak pasti.

Diam adalah caranya menghibur diri.
Merenungi bebas akan segala belenggu.
Mengulik celah tuk lepas dari kegalauan yang tak bertepi.
Menghancurkan rantai-rantai kepiluan.
Menuju asa sebuah impian bahagia.

Puisi tersebut telah dibukukan bersama puisi peserta lainnya. Judul buku tersebut adalah "Selagi Ada Mimpi".
Buku yang menuliskan barbagai puisi-puisi yang di rangkum menjadi sebuah Tema Impian

Buku ini diterbitkan oleh Farha Pustaka, semua peserta yang telah terjaring dan terseleksi dinobatkan menjadi Penulis Milenial. Buku ini berpesan agar selagi ada mimpi siapapun itu maka raihlah. Harapan dan impian jika tidak di gapai maka lama kelamaan ia akan menghilang. Oleh karna itu kobarkan di dalam dada agar terus untuk dipantik sehingga kobarannya tidak padam.

Terimakasih saya ucapakan kepada Nubar Impian yang ke tujuh. Telah sukses mengadakan perlombaan ini dan khususnya saya sangat termotivasi dengan ajang ini, semoga kedepannya saya bisa ikutan lagi dan memenangkannya kembali.

Comments

Popular posts from this blog

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Buat Buku Dari Hasil Resume, Why Not?

Mengenal Puisi Lebih Dekat