MISKONSEPSI P-5

Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tentunya dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah. Setiap guru yang telah melaksanakan Kurikulum Merdeka tentunya memiliki praktik baik dalam melaksanakan kegiatan P5 bersama murid-murid di sekolahnya. Istilah P5 sering digunakan bersama dengan istilah P4 (Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dan juga P3 (Profil Pelajar Pancasila). Dari ketiga istilah tersebut tentu tidak ada yang saling berbeda namun saling menguatkan. Dari ketiga istilah tersebut esensinyaya adalah bagaimana upaya kita mempersiapkan murid dan komunitas sekolah kita untuk memperlihatkan sisi-sisi terbaik yang dapat menjadi bekal bagi murid-murid kita. Untuk jenjang PAUD, SD dan SMP tentu untuk meniyiapkan tamatan ke jenjang berikutnya dan teman-teman di SMA dan SMK selain untuk persiapan ke jenjang berikutnya juga untuk kesiapan murid ke dunia kerja khususnya bagi murid tamatan SMK. Kementiran Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah mempersiapkan Panduan P5 untuk melaksanakan kegiatan P5 dimaksud. Selain itu dalam Permendikbudristek Standar Kompetensi Lulusan juga menjadi panduan bagi kita dalam mengembangkan Karakter dan Sikap murid kita. Kalau kita melihat dokumen SKL (Standar Kompetensi Lulusan), maka kita menemukan bahwa SKL sejiwa dan sejalan dengan dimensi-dimensi yang ada dalam Profil Pelajar Pancasila. Dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan asesmen, kita tidak perlu merasa diberatkan adanya P5 sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka. Kalau kita melihat secara lebih jauh bahwa pengembangan Karakter, Sikap dan Perilaku yang baik telah ditetapkan dan ditekankan dalam dokumen SKL kita tanpa melihat datau bergantung pada jenis penamaan kurikulum yang dipergunakan. Hal ini juga menguatkan bahwa kegiatan P5 tidak hanya dapat dilakukan bagi sekolah yang telah menggunakan Kurikulum Merdeka namun juga bagi yang masih menggunakan Kurikulum Merdeka maupun Kurikulum yang disederhanakan sesuai panduan pada saat  pembelajaran di masa pandemi COVID-19. 
Kita tentunya sudah melihat dan mendapatkan pengalaman bahwa dalam kehidupan murid ke depan, mereka akan banyak berinteraksi dan mendapatkan kesuksesan dikarenakan kemampuan sikap dan perilaku (softskill) dibanding sekedar kompetensi (hardskill) nya.  Sudah terbukti bahwa hardskill berkembang sebegitu cepat dikarenakan perkembangan IPTEK, namun softskill terlihat menjadi komponen yang abadi dan berlaku sepanjang hayat dalam kehidupan murid kita kelak. Dalam melaksankaan P5 kita selayaknya menghindari mis konsepsi. Hal yang sering menjadi miskonsepsi pada tujuan pelaksanaan P5 tersebut dapat dibagi ke dalam 4 (empat) hal : Pertama, dalam menerapkan P5, selayaknya Tahapan Aktivitas tidak diarahkan pada pembuatan produk namun lebih kepada pencapaian DIMENSI (maksudnya 6 Dimensi Profil Pelajar Pancasila).
Kedua, pelaksanaann ASESMEN P5 kita tidak menilai produk, melainkan menilai dengan menggunakan rubrik dalam hubungannya dengan pencapaian DIMENSI. Ketiga, pada saat kita melanjutkan pada kegiatan Pameran Karya sebagai upaya melakukan Tahapan Refleksi dan Tindak Lanjut kegiatan P5 tidak hanya menyangkut memamerkan produk saja namun lebih kepada proses kegiatan yang mengarah kepada aktualisasi dan penguatan DIMENSI P3 tersebut. Produk tidak dilarang dipamerkan namun bukan menjadi hal yang utama. Keempat, hal ini tentunya akan mengarahkan kepada Fokus yang mengarah kepada Umpan Balik dan Refleksi Aktivitas pada murid dan tentu juga bagi fasilitator pelaksanaan P5. Jangan sampai fokus  kegiatan P5 kita lebih kepada membandingkan produk murid. 
Keempat hal di atas  saya sajikan untuk menguatkan apa yang sering Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (sering kita memanggil beliau dengan Mas Menteri) dalam hubungannya dengan Visi Pendidikan Indonesia yang mana diarahkan kepada terciptanya profil pelajar Pancasila. Dalam melaksanakan P5 tentunya sekolah di berikan kebebasan untuk berkolaborasi dengan murid dan pemangku kepentingan terkait dengan mempertimbangkan berbagai hal yang mendukung untuk menetapkan DIMENSI apa yang akan ditekankan dan dikuatkan ataupun dikembangkan pada murid yang ada di satuan pendidikannya. DIMENSI inilah yang nantinya akan diselaraskan dengan serangkaian TEMA yang telah ditetapkan oleh kementerian kita (ada 8 TEMA yang 7 tema diantaranya akan diterapkan sesuai kondisi oleh satuan pendidikan sesuai dengan jenjangnya -- Lihat Panduan P5). Selanjutnya Koordinator dan Fasilitator P5 akan menentukan jenis Projek yang akan dilakukan pada konteks dan kondisi murid-murid nya. Kesimpulannya bahwa Miskonsepsi yang terjadi pada pelaksanaan P5 sebaiknya kita arahkan ke Konsepsi P5 yang menekankan pada DIMENSI P5 itu sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Perkembangbiakan Vegetatif dan Generatif Pada Tumbuhan

Kepergian Sang Panglima

SYAIR PENA PENGUBAH WARNA KESEDIHAN