Kepergian Sang Panglima

Di sebuah kerajaan jauh di masa lalu, hiduplah seorang panglima perang bernama Damar. Kecakapannya dalam memimpin pasukan tak tertandingi, banyak strategi yang dilakukannya untuk memenangkan setiap pertempuran, selalu ada saja cara yang ia lakukan untuk menklukkan para misuh yang menyerang kerajaan, tetapi keberaniannya tidak pernah dihargai oleh Raja Agung dan para pejabat kerajaan yang iri akan keberhasilannya.

Damar terus berjuang dengan gagah berani untuk melindungi kerajaan. Saat Damar terus berhasil menumpas musuh-musuh yang mengancam kestabilan kerajaan, Raja Agung merasa ancaman terhadap reputasinya semakin besar. Oleh karena itu, sang raja merencanakan pengkhianatan yang menghancurkan kepercayaan rakyat pada Damar.

Raja dan penasihatnya membuat intrik dan menyebarkan fitnah tentang Damar, menciptakan kesan bahwa sang panglima telah berkhianat pada raja dan kerajaan. Karena rakyat sangat terpengaruh oleh informasi yang diberikan oleh pemimpin mereka, Damar akhirnya terjebak dalam permainan licik sang raja.

Dengan rasa keadilan yang hancur, Damar akhirnya diusir dari kerajaan yang telah ia bela begitu lama. Namun, di balik dinding-dinding istana, Raja Agung hanya tertawa dalam kemenangan pahitnya, yakin bahwa tanpa Damar, rakyat akan kembali tunduk pada kekuasaannya tanpa ada sosok yang berani mengganggunya.

Setelah kepergiannya, kerajaan menjadi kacau balau. Musuh-musuh yang sebelumnya ditaklukkan oleh Damar mengintai kesempatan untuk menyerang. Serangan demi serangan menghantam kerajaan, meninggalkan rakyat dalam keadaan genting.

Namun, Damar sudah tak lagi memikirkan kerajaan yang mengkhianatinya. Ia memutuskan untuk meninggalkan masa lalunya yang pahit dan menjelajah ke tanah yang belum pernah dijamahnya. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan orang-orang yang menghargai keberaniannya dan menemukan kedamaian dalam kesendirian.

Sementara itu, kerajaan yang telah mengusir Damar terus berjuang untuk bertahan. Mereka menyadari betapa pentingnya peran Damar dalam menjaga kestabilan kerajaan. Raja menyesali keputusannya, tetapi sudah terlambat untuk memperbaiki segalanya. Kerajaan kini dikelilingi oleh orang-orang licik dan jahat. Penipuan di sana sini dan rakyatpun sudah tidak lagi dipedulikan. Mereka hanya peduli diri mereka sendiri. Dan penghianatan pun terjsdi dimana-mana.

Dalam kesendirian yang mendalam, Damar menemukan kedamaian yang selama ini ia cari. Ia menjadi pengembara yang bijak, mengumpulkan pengalaman dan kebijaksanaan dari setiap tempat yang dikunjunginya. Meski masa lalunya pahit, Damar menemukan kebahagiaan dalam kebebasan yang ia rasakan sebagai seorang pengelana.

#edisi_part2

Comments

Popular posts from this blog

Perkembangbiakan Vegetatif dan Generatif Pada Tumbuhan

SYAIR PENA PENGUBAH WARNA KESEDIHAN