Menulis Itu Penting Namun Kesehatan Lebih Penting

Menulis Itu Penting Tapi Kesehatan Lebih Penting

Menulis itu penting, sebab dengan menulis kita dapat menuangkan segala imajinasi kita, juga menambah kecerdasan serta melatih otak untuk terus berpikir sehingga otak terasah. Karna menulis kita jadi banyak membaca sehingga pada akhirnya mengetahui banyak hal dan dengan sendirinya pengetahuanpun jadi bertambah. 

Namun di samping itu semua kesehatan tak kalah lebih penting. Coba bayangkan Ketika kita sakit apapun yang ingin kita lakukan pasti terhambat, bahkan menulis pun juga bisa terhambat, makanan enak jadi tidak ternikmati, hari-hari yang kita lalui juga kerap membosankan.

Kerap kali ketika kita sehat, kita selalu melupakan kalau sakit itu adalah sebuah penderitaan. Kita selalu mengulangi hal yang sama lagi dan lagi, akhirnya kembali terpuruk pada kondisi di mana sakit itu mendera. 

Pengalaman yang sangat berharga, saya dapatkan ketika saya diberi cobaan sakit. Saat itu saya mengalami sakit typus. Tubuh menggigil namun suhu tubuh panas hingga 40 derajat. 

Kala itu suami dan anak-anak begitu panik menghadapi peristiwa itu. Saya mulai mengigau macam-macam, sebab yang saya lihat mereka tak melihatnya. Ada rasa takut menyimuti seluruh pikiran saya seolah ada yang mengejar-ngejar saya tapi tiba-tiba hilang begitu saja. 

Hal itu disebabkan karena suhu tubuh yang sudah sangat panas sehingga syaraf di otak seolah error'. Sama seperti laptop milik kita ketika sudah terus-menerus digunakan tanpa henti maka ia akan macet-macet. Lodingnya ngk lancar dan bahkan sebagian langsung error'. 

Dua minggu lamanya saya terbaring. Saat itu saya sempat mengalami kejang beberapa kali dan tak sadarkan diri. Malam itu juga suami memanggil bidan desa yang ada di dekat rumah. Ia menyarankan agar saya di bawa kerumah sakit. Namun suami tidak ingin membawa saya ke sana, ia ragu dan was-was Takut kalau nanti saya di vonis Covid-19. Jadi waktu itu juga bidan mengompres saya dengan air dingin Alhamdulillah tidak sampai 1 jam saya kembali normal. Kemudian saya diberi obat. Bidan itu menjaga saya hingga pagi. 

Aktifitas di rumah seketika itu terhenti, anak-anak tidak sekolah, si sulung juga tidak melaksanakan kuliah meskipun daring. Mereka semua menjaga saya takut kalau saya kejang kembali. 

Bidan itu akhirnya pulang kerumahnya sekita pukul sembilan. Sesekali ia datang mengontrol saya, mengecek keadaan saya. 

Selain diberi obat oleh bidan tersebut, saya disarankan meminum air kelapa muda di campur telur ayam kampung dan diberi ketumbar yang telah di cuci bersih untuk menurunkan panas yang ada di tubuh. 

Perlahan-lahan kondisi tubuh saya berangsur-angsur membaik dan panas di tubuh akhirnya menurun. Namun nafsu makan saya masih belum pulih. Rasa pahit di lidah masih terasa. Setiap makanan yang masuk pasti keluar seolah perut juga menolak untuk diisi. 

Namun suami tidak kehabisan akal, ia memberikan saya susu cap beruang. Susu itu di panaskan dan saya diminta untuk meminum susu itu sebagai pengganti nutrisi tubuh. Setiap hari saya rutin meminum susu itu sebagai pengganti asupan makanan di tubuh. 

Perlahan akhirnya saya mulai sembuh dan di masa-masa penyembuhan itu. Saya di larang oleh suami memegang semua fasilitas menulis yang saya miliki. Dari mulai android, laptop dan buku-buku, bahkan pena pun tak di ijinkan memegangnya. 

Saya yang kala itu masih dalam masa penyembuhan merasa bosan hingga tidak tertahankan, bagian dari hidup saya menulis diipisahkan dari saya, perasaan hati ini rasanya seperti kehilangan seorang kekasih hati. 

Keinginan menulis selalu terbayang di pelupuk mata, saya ingin menulis tentang banyak hal, namun semua itu hanya tersimpan di kepala dan tak bisa saya salurkan, akhirnya saya yang tadinya sudah hampir sembuh kembali sakit, dan sakit tersebut semakin parah. 

Sampai pada suatu Ketika saya memohon kepada suami dan meminta tolong kepadanya untuk mengembalikan segala fasilitas yang saya miliki selama itu, sebab semua itu juga bagian dari hidup saya. 

Suami yang melihat kondisi saya saat itu akhirnya mengijinkan saya memiliki fasilitas saya kembali dengan syarat harus ada orang lain yang membantu saya memegang android, laptop dan fasilitas lainnya. 

Saya pun menyetujui syarat tersebut. Dengan hati penuh kebahagiaan karena telah diberi izin untuk menggunakan semua fasilitas yang saya miliki. 

Saya kemudian meminta bantuan pada si sulung untuk memegang segala fasilitas tersebut, dan si sulung menyetujuinya, akhirnya kegiatan menulis bisa saya laksanakan kembali meskipun sulung yang mengendalikannya sesuai arahan saya.

Saya sangat bersyukur meski bukan saya yang memegang android, laptop, dan alat menulis tersebut, namun saya masih bisa menuangkan segala imajinasi pikiran saya ini sehingga apa yang saya pikirkan dan yang saya rasakan dapat saya tuangkan di sana. 

Segala informasi yang ingin saya ketahui si sulung langsung mensherchingnya dan membacakannya pada saya. Saya sangat terhibur. Hingga tak terasa keadaan saya berangsur-angsur pulih kembali.

Sejak peristiwa itu, saya jadi lebih mawas diri dan selalu menjaga kesehatan, dari mulai bangun hingga tidur lagi. Dari pola makan juga saya mengaturnya secara terjadwal, makan tidak boleh telat makan tidak boleh terlalu banyak juga terlalu sedikit, 

Saya juga menerepakan aturan pada diri sendiri untuk mengurangi makan dengan makanan yang mengandung lemak, serta karbohidrat secara berlebihan. Jika terlupa maka keesokkannya saya harus berpuasa, dan mengurangi beberapa aktifitas saya. 

Saya tidak lagi tidur hingga larut malam. Jadwal menulis pun saya atur sedemikian rupa agar saya tetap konsisten dalam menulis namun juga kesehatan tidak tergangu. Waktu yang saya atur untuk menulis adalah setelah selesai solat tahajjud atau selesai solat subuh. Dan yang terakhir mengurangi pemakaian gadget. 

Sekarang kesehatan saya semakin membaik dan terus membaik. Semoga peristiwa itu tidak terulang lagi. Meskipun kegiatan menulis saya lakukan namun kesehatan juga terjaga. 

Menulis memang penting untuk menjaga kecerdasan otak serta menambah pengetahuan. Namun kesehatan tak kalah lebih pentingnya sebab dengan sehat kita dapat menulis banyak hal termasuk tulisan yag saya buat kali ini.

Semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca. Akhir kata saya ucapkan terimakasih karena telah berkunjung ke halaman saya.
Salam semangat dan salam literasi selalu.


Wasalam.

Comments

Popular posts from this blog

Perkembangbiakan Vegetatif dan Generatif Pada Tumbuhan

Kepergian Sang Panglima

SYAIR PENA PENGUBAH WARNA KESEDIHAN